1.
Pentingnya
Letak/ lokasi Perusahaan.
Letak perusahaan sering pula
disebut sebagai tempat kediaman perusahaan, yaitu tempat dimana perusahaan
melakukan kegiatannya sehari-hari. Sedangkan
tempat kedudukan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai Kantor Pusat
Perusahaan.
Pemilihan lokasi perusahaan yang strategis
bagaimanapun juga merupakan salah satu keputusan yang harus diambil oleh
manajemen puncak, dan mempunyai dampak terhadap masa depan perusahaan tersebut.
Beberapa alasan mengapa suatu perusahaan harus
didirikan di lokasi yang strategis, diantaranya :
a. menyangkut dengan
investasi jangka panjang dengan jumlah modal yang besar, serta tingkat ketidakpastian
yang tinggi.
b. Menyangkut penentuan
kendala-kendala operasionalisasi yang bersifat agak permanen seperti :
peraturan-peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah, tenaga kerja,
masyarakat, dsb.
c. Menyangkut konsekuensi
posisi yang kompetitif atau kelangsungan hidup perusahaan, yaitu dalam hal
penentuan biaya produksi yang minimum dan pendistribusian produk ke pasar
yang dikehendaki.
Tujuan
Pemilihan Lokasi :
Tujuan pemilihan lokasi
perusahaan yang strategis adalah bergantung pada jenis perusahaannya. Apabila
perusahaan itu bergerak pada bidang Manufaktur (pabrikan), maka akan lebih
memfokuskan pada minimasi biaya, sedangkan bagi perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa atau non-manufaktur, seperti : toko pengecer atau perusahaan
jasa profesional, akan memfokuskan pada maksimasi pendapatan, sedangkan
perusahaan yang bergerak pada
pergudangan akan lebih memfokuskan pada minimasi biaya.
2.
Jenis Letak
Perusahaan.
Persoalan dalam memilih letak/
lokasi perusahaan yang strategis dapat diklasifikasikan kedalam
dua jenis yiatu :
a. Pemilihan Lokasi
(Location Selection), adalah suatu keputusan yang bersifat makro yang
menyangkut dengan pemilihan negara-negara mana saja, daerah-daerah mana saja
dalam suatu negara, dan masyarakat-masyarakat mana saja di dalam suatu daerah
atau kota di
suatu negara tertentu.
b. Pemilihan Tapak
(Site Selection), adalah suatu keputusan yang bersifat mikro yang menyangkut
dengan lahan tanah tertentu milik perusahaan, dimana pelayanan perusahaan dapat
dioperasionalisasikan.
Ada 4 (empat) jenis
letak perusahaan
1. Letak Perusahaan
yang terikat pada alam.
Perusahaan yang
didirikan dekat dengan sumber alam, ditemukan oleh manusia dan sudah demikian
adanya, misalnya pertambangan, usaha pertanian dlsb.
2. Letak Perusahaan
berdasarkan sejarah.
Perusahan yang
didirikan berdasarkan pada sejarah lokasi dimana perusahaan itu berdiri,
misalnya suatu perusahaan batik di Solo, Jogya dikarenakan kota tersebut memiliki seni membatik yang
diturunkan dari keraton Solo dan Yogyakarta .
3. Letak perusahaan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah yang
menentukan letak perusahan yang bertalian, hal ini dikarenakan perusahaan itu
kemungkinan akan menggangu lingkungan masyarakat, misalnya perusahaan Amunisi,
peternakan dan pabrik obat-obatan.
4. Letak perusahaan
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi.
Jenis
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, kawasan ini ditetapkan oleh
pemerintah misalnya kawasan Industri di Kerawang. Faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan letak
perusahaan sebagai berikut :
a. Dekat dengan bahan
baku, misalnya pabrik gula, pabrik semen dlsb.
b. Dekat dengan pasar,
misalnya pabrik roti, rumah makan dlsb.
c. Dekat dengan pemasok
tenaga kerja, mis. Pabrik rokok, pabrik kembang gula.
d. Dekat dengan
penyedia sumber tenaga/energi, mis. Aluminium, baja dsb
e. Iklim, perusahan
yang tergantung dengan iklim/udara, mis, teh, kapas, jamur.
f.
Ongkos
transpor, mis. Pabrik mobil dsb.
g. Besarnya suplai
modal, tergantung pada pemilikan dalam menanam modal dan suku bunga yang
rendah.
3.
Cara
Menentukan Letak Perusahaan.
Apabila
kita akan melakukan analisis pemilihan lokasi perusahaan, maka secara garis
besarnya terdapat dua jenis pendekatan yang dapat dipergunakan, yaitu :
a.
Pendekatan
yang bersifat KUALITATIF.
Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh
preferensi dari penilai, dimana dalam menentukan faktor-faktor dipertimbangkan
di dalam memilih lokasi tersebut dengan menitikberatkan pada unsur
pertimbangan, diantaranya adalah :
o
Metode
Perangkingan atau peringkat.
o
Metode
Scoring.
o
Metode
Pembobotan Faktor.
1). Metode Perangkingan atau
Peringkat.
Yaitu suatu metode sederhana dengan cara
mengelompokan semua faktor kedalam berbagai tingkatan menurut kadar
kebutuhannya. Disini semua faktor
yang mempengaruhi pemilihan lokasi dinilai, faktor produksi tersebut
dikategorikan menjadi beberapa tingkat misalnya : Sangat Baik, Baik, Sedang,
Kurang dan Sangat Kurang. Dalam kegiatan ini masing-masing faktor adalah sama.
Tabel
1a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode Perangkingan.
No.
|
Faktor-faktor
Pertimbangan
|
Bandung
|
Jakarta
|
Surabaya
|
Medan
|
01
|
Dekat dengan
sumber bahan baku
|
K
|
S
|
S
|
SB
|
02
|
Fasilitas air
|
B
|
SB
|
S
|
SK
|
03
|
Fasilitas
transportasi
|
B
|
SB
|
K
|
SK
|
04
|
Tersedianya lahan
tanah
|
B
|
SB
|
S
|
B
|
05
|
Suplai tenaga
kerja
|
SB
|
B
|
B
|
K
|
06
|
Fasiliats listrik
|
B
|
S
|
K
|
S
|
07
|
Fasilitas
pemukiman
|
SB
|
B
|
K
|
S
|
08
|
Dekat dengan
daerah pemasaran
|
B
|
B
|
K
|
S
|
09
|
Fasilitas
Pembelanjaan
|
S
|
SB
|
S
|
K
|
10
|
Sikap masyarakat
|
B
|
SB
|
K
|
SK
|
11
|
Fasilitas
penunjang
|
S
|
SB
|
K
|
SK
|
J u m l
a h
|
11
|
11
|
11
|
11
|
|
Rekapitulasi :
-
Sangat
Baik……….
-
Baik……………….
-
Sedang…………….
-
Kurang…………….
-
Sangat
Kurang…….
|
2
6
2
1
0
|
5
2
3
1
0
|
0
2
4
5
0
|
1
1
4
2
3
|
2) Metode Scoring.
Adalah suatu metode dimana masing-masing
kategori diberi peringkat, misalnya :
Sangat Baik = 5, Baik = 4, Sedang = 3,
Kurang = 2 dan Sangat Kurang = 1.
Penentuan
skor tersebut tergantung dari pada penilai, misalnay makin kecil peringkat
makin besar peluangnya, demikian dengan sebaliknya.
Tabel
2a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode Scoring.
No.
|
Kategori
|
Score
|
Bandung
|
Jakarta
|
Surabaya
|
Medan
|
||||
|
|
|
Point
|
score
|
Point
|
score
|
Point
|
score
|
Point
|
score
|
01
|
Sangat Baik
|
5
|
2
|
10
|
5
|
25
|
0
|
0
|
1
|
5
|
02
|
Baik
|
4
|
6
|
24
|
3
|
12
|
2
|
8
|
1
|
4
|
03
|
Sedang
|
3
|
2
|
6
|
2
|
6
|
4
|
12
|
4
|
12
|
04
|
Kurang
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
5
|
10
|
2
|
4
|
05
|
Sangat Kurang
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
3
|
J u m l ah
|
-
|
11
|
42
|
11
|
45
|
11
|
40
|
11
|
27
|
3) Metode Pembobotan
Faktor.
Metode ini merupakan salah satu cara yang
lebih baik dan bersifat obyektif, didalam proses pengindentifikasian faktor
serta pengevaluasian biaya yang berkaitan dengan pemilihan lokasi.
Tabel
3a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode Pembobotan
Faktor.
Faktor yang di
|
Bobot
|
Bandung
|
Jakarta
|
Surabaya
|
Medan
|
||||
pertimbangkan
|
|
Score
|
Score Terbobot
|
Score
|
Score Terbobot
|
Score
|
Score Terbobot
|
Score
|
Score Terbobot
|
Hujan pertahun
|
0,25
|
5
|
1,25
|
4
|
1,00
|
3
|
|
3
|
|
Topografi
|
0,39
|
4
|
1,56
|
5
|
1,95
|
4
|
1,56
|
2
|
0,78
|
Dekat dengan
pelanggan
|
0,21
|
3
|
0,63
|
2
|
0,42
|
5
|
1,05
|
3
|
0,63
|
Fasilitas
transportasi
|
0,07
|
4
|
0,28
|
4
|
0,28
|
5
|
0,35
|
4
|
0,28
|
Perda setempat
|
0,04
|
3
|
0,12
|
4
|
0,16
|
4
|
0,16
|
3
|
0,12
|
Banyaknya pesaing
|
0,04
|
2
|
0,08
|
5
|
0,20
|
5
|
0,20
|
4
|
0,16
|
J u m l a h
|
1,00
|
-
|
3,92
|
-
|
4,01
|
-
|
3,32
|
-
|
1,92
|
b.
Pendekatan
yang bersifat KUANTITATIF.
Adalah
pendekatan yang bersifat Kuantitatif, pendekatan ini dipandang lebih
rasional dari pada pendekatan
kualitatif, karena pemilihan ini bersifat obyektif, sehingga tidak menitik
beratkan pada unsur intuisi atau pertimbangan semata.
o
Metode
Perbandingan Biaya.
o
Metode
Menurut Teori Alfred Weber.
1).
Metode Perbandingan Biaya.
Pihak perusahaan akan melakukan
perbandingan mengenai biaya produksi, dan biaya distribusi untuk masing-masing
lokasi, analisis ini akan lebih berhasil.
Tabel 1b : Biaya
Produksi dan Biaya Distribusi.
Faktor -
faktor
|
LOKASI
|
||
|
Bandung (Rp)
|
Tasikmalaya (Rp)
|
Cirebon
(Rp)
|
Biaya bahan baku A
|
100.000
|
125.000
|
110.000
|
Biaya bahan baku B
|
50.000
|
40.000
|
60.000
|
Biaya tenaga kerja
|
150.000
|
140.000
|
150.000
|
Biaya transportasi
|
30.000
|
35.000
|
45.000
|
Biaya Adm umum
|
30.000
|
35.000
|
45.000
|
Biaya Penjualan
|
40.000
|
25.000
|
20.000
|
J
u m l a h
|
370.000
|
365.000
|
385.000
|
2). Metode Menurut
Alfred Weber.
Weber menetapkan bahwa untuk menentukan
suatu lokasi perusahaan ditentukan pada faktor-faktor biaya pengangkutan,
kemudian diperhatikan pula biaya tenaga kerja, sebagai contoh bila suatu
perusahaan didirikan dengan memperhatikan faktor angkutan bahan baku, maka ia
akan mencoba membuat suatu garis lurus yang menghubungkan kedua tempat itu
yaitu Tempat Bahan Mentah (TBM) dan
Daerah Konsumen (DK).
Untuk menetapkan Tempat Kediaman
Perusahaan (TKP) antara TBM dan DK, maka menurut Weber harus dilihat sifat dari
bahan mentah yang akan digunakan perusahaan dan corak proses produksinya. Sifat bahan mentah dan corak proses
produksinya dapat dibedakan sebagai berikut :
- Ubikuitas
mutlak, yaitu bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak terbatas, dan
terdapat dimana saja, misalnya udara bagi pabrik gas.
- Ubikuitas
Relatif, yaitu bahan baku yang tersedia tidak terbatas jumlahnya, namun
hanya terdapat pada daerah tertentu saja. Dalam
hal ini ada pemakaian bahan baku yang habis dipakai dalam proses produksi
dan juga ada yang beratnya merosot atau susut.
- Berbagai
bahan baku yang tempatnya terpisah.
3). Index Material.
Index material merupakan hasil bagi antara berat bahan
mentah ditambah berat bahan pembantu dibagi dengan berat
barang jadi, contoh :
![]() |
Jika Index Material lebih besar dari satu
(IM >
1), berarti tidak semua bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi menjadi barang jadi atau terdapat sisa bahan yang tidak dapat
digunakan, maka dalam hal ini TKP cenderung berada di TBM.
Jika Index Material
sama dengan satu (IM = 1), berarti
semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi menjadi
barang jadi habis dipergunakan, maka dalam hal ini TKP didirikan dimana
saja. Hanya resiko kerusakan
barang dari angkutan maka TKP ditempatkan pada DK.
|

Berat bahan pembantu = 160 ton
Berat barang jadi = 200 ton
Jadi IM > 1
|

Berat barang jadi = 200 ton
Jadi IM = 1
Contoh
penempatan perusahan yang tergantung pada satu bahan baku/ mentah menjadi
barang jadi sebagai berikut :
A. Sebuah perusahaan menggunakan bahan baku
sebanyak 4000 kg bahan mentah, yang jika diproses dalam produksi akan
menghasilkan 4000 kg barang jadi, jarak antara Tempat Bahan Mentah (TBM) dengan
Daerah Konsumen (DK) sejauh 200 Km, Biaya pengangkutan untuk 1 kg/200 km
sebesar Rp.2000,00 maka dimanakah manajer akan menetapkan lokasi perusahaan?
Jawab :
a). Jika TKP berada di DK, maka besarnya
biaya pengangkutan yang dikeluarkan hanya biaya pengangkutan bahan mentah dari
TBM ke DK yaitu sebesar :
4000 x Rp.2000,00 =
Rp.8.000.000,00
b). Jika TKP berada 100 km dari TBM dan
dari DK (TKP berada di tengah-tengah jarak TBM – DK), maka biaya pengangkutan
yang dikeluarkan ialah untuk mengangkut bahan mentah dari TBM ke TKP serta
biaya pengangkutan barang jadi dari TKP ke DK.
|






|
|
|||||||||
|
|
|
||||||||
Jadi biaya yang dikeluarkan
:
4000 kg bahan mentah @ Rp.1000,00/100 km =
Rp.4.000.000,00
4000 kg bahan jadi
@ Rp.1000,00/100 km = Rp.4.000.000,00

Jumlah biaya pengangkutan =
Rp.8.000.000,00
Dari hasil
pembiayaan tersebut diatas maka TKP akan berada di DK atau sekitar titik TBM
dan DK.
B. Sebuah Perusahaan Manufakturing hanya
menggunakan sebagian saja bahan mentah untuk diproses sebagai barang jadi,
dimanakah diletakan Tempat Kedudukan Perusahaan (TKP) apakah pada Tempat Bahan
Mentah (TBM) atau mendekati Daerah Konsumen (DK), jika diketahui 2000 kg bahan
mentah akan di proses menjadi 1500 kg barang jadi. Biaya pengangkutan bahan
mentah tiap kg/tiap km = Rp.1000,00
Biaya pengangkutan barang jadi tiap kg/tiap km = Rp.1500,00
sedangkan jarak TBM – DK = 100
km.
Jawab :
|
|
![]() |
|
|
|


|
|
|
|
a). Kita coba menempatkan TKP I di
TBM, maka biaya yang akan timbul untuk pengangkutan bahan mentah dan barang
jadi sebesar :
(
2000 x 0 x Rp.1000) + (1500 x 100 x Rp.1500) =
0 + 225.000.000 = Rp.225.000.000,00
b). Kita coba
menempatkan TKP II ditengah-tengah
jarak TBM – DK yaitu 50 km dari TBM dan 50 km dari DK, maka biaya pengangkutan
bahan mentah dan barang jadi sebesar :
(2000 x 50 x
Rp.1000) + (1500 x 50 x Rp.1500) =
100.000.000 +
112.500.000 = Rp.212.500.000,00
c). Kita coba
menempatkan TKP III dititik sejauh
75 km dari TBM dan 25 km dari DK, maka biaya pengangkutan bahan mentah dan
barang jadi sebesar :
(2000 x 75 x
Rp.1000) + (1500 x 25 x Rp.1500) =
150.000.000 +
56.250.000 = Rp.206.250.000,00
Kesimpulan :
-
Biaya
pengangkutan paling rendah adalah sebesar Rp.206.250.000,00 yaitu apabila TKP
terletak di DK
-
Dari
kasus tersebut diatas semakin jauh TKP
dari TBM ( semakin dekat dengan konsumen) maka biaya pengangkutan semakin
besar, karena terjadi kemerosotan berat bahan mentah, sehingga berat barang
jadi lebih kecil dari berat bahan mentahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar