Senin, 12 Maret 2012

Menentukan Letak Perusahaan


1.   Pentingnya Letak/ lokasi Perusahaan.

Letak perusahaan sering pula disebut sebagai tempat kediaman perusahaan, yaitu tempat dimana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari.  Sedangkan tempat kedudukan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai Kantor Pusat Perusahaan.


Pemilihan lokasi perusahaan yang strategis bagaimanapun juga merupakan salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajemen puncak, dan mempunyai dampak terhadap masa depan perusahaan tersebut.

Beberapa alasan mengapa suatu perusahaan harus didirikan di lokasi yang strategis, diantaranya :

a.       menyangkut dengan investasi jangka panjang dengan jumlah modal yang besar, serta tingkat ketidakpastian yang tinggi.
b.       Menyangkut penentuan kendala-kendala operasionalisasi yang bersifat agak permanen seperti : peraturan-peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah, tenaga kerja, masyarakat, dsb.
c.       Menyangkut konsekuensi posisi yang kompetitif atau kelangsungan hidup perusahaan, yaitu dalam hal penentuan biaya produksi yang minimum dan pendistribusian produk ke pasar yang dikehendaki.

     


Tujuan Pemilihan Lokasi :

Tujuan pemilihan lokasi perusahaan yang strategis adalah bergantung pada jenis perusahaannya. Apabila perusahaan itu bergerak pada bidang Manufaktur (pabrikan), maka akan lebih memfokuskan pada minimasi biaya, sedangkan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa atau non-manufaktur, seperti : toko pengecer atau perusahaan jasa profesional, akan memfokuskan pada maksimasi pendapatan, sedangkan perusahaan yang bergerak  pada pergudangan akan lebih memfokuskan pada minimasi biaya.

2.      Jenis Letak Perusahaan.
Persoalan dalam memilih letak/ lokasi perusahaan yang strategis dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis yiatu :

a.       Pemilihan Lokasi (Location Selection), adalah suatu keputusan yang bersifat makro yang menyangkut dengan pemilihan negara-negara mana saja, daerah-daerah mana saja dalam suatu negara, dan masyarakat-masyarakat mana saja di dalam suatu daerah atau kota di suatu negara tertentu.

b.       Pemilihan Tapak (Site Selection), adalah suatu keputusan yang bersifat mikro yang menyangkut dengan lahan tanah tertentu milik perusahaan, dimana pelayanan perusahaan dapat dioperasionalisasikan.

Ada 4 (empat) jenis letak perusahaan


1.       Letak Perusahaan yang terikat pada alam.
Perusahaan yang didirikan dekat dengan sumber alam, ditemukan oleh manusia dan sudah demikian adanya, misalnya pertambangan, usaha pertanian dlsb.

2.       Letak Perusahaan berdasarkan sejarah.
Perusahan yang didirikan berdasarkan pada sejarah lokasi dimana perusahaan itu berdiri, misalnya suatu perusahaan batik di Solo, Jogya dikarenakan kota tersebut memiliki seni membatik yang diturunkan dari keraton Solo dan Yogyakarta.

3.       Letak perusahaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah yang menentukan letak perusahan yang bertalian, hal ini dikarenakan perusahaan itu kemungkinan akan menggangu lingkungan masyarakat, misalnya perusahaan Amunisi, peternakan dan pabrik obat-obatan.

4.       Letak perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi.
Jenis perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, kawasan ini ditetapkan oleh pemerintah misalnya kawasan Industri di Kerawang.          Faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan letak perusahaan sebagai berikut :

a.       Dekat dengan bahan baku, misalnya pabrik gula, pabrik semen dlsb.
b.       Dekat dengan pasar, misalnya pabrik roti, rumah makan dlsb.
c.       Dekat dengan pemasok tenaga kerja, mis. Pabrik rokok, pabrik kembang gula.
d.       Dekat dengan penyedia sumber tenaga/energi, mis. Aluminium, baja dsb
e.       Iklim, perusahan yang tergantung dengan iklim/udara, mis, teh, kapas, jamur.
f.        Ongkos transpor, mis. Pabrik mobil dsb.
g.       Besarnya suplai modal, tergantung pada pemilikan dalam menanam modal dan suku bunga yang rendah.

3.   Cara Menentukan Letak Perusahaan.

Apabila kita akan melakukan analisis pemilihan lokasi perusahaan, maka secara garis besarnya terdapat dua jenis pendekatan yang dapat dipergunakan, yaitu :

a.                   Pendekatan yang bersifat KUALITATIF.

      Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh preferensi dari penilai, dimana dalam menentukan faktor-faktor dipertimbangkan di dalam memilih lokasi tersebut dengan menitikberatkan pada unsur pertimbangan, diantaranya adalah :


o   Metode Perangkingan atau peringkat.
o   Metode Scoring.
o   Metode Pembobotan Faktor.


1). Metode Perangkingan atau Peringkat.

      Yaitu suatu metode sederhana dengan cara mengelompokan semua faktor kedalam berbagai tingkatan menurut kadar kebutuhannya.         Disini semua faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dinilai, faktor produksi tersebut dikategorikan menjadi beberapa tingkat misalnya : Sangat Baik, Baik, Sedang, Kurang dan Sangat Kurang. Dalam kegiatan ini masing-masing faktor adalah sama.

Tabel 1a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode Perangkingan.

No.
Faktor-faktor Pertimbangan
Bandung
Jakarta
Surabaya
Medan
01
Dekat dengan sumber bahan baku
K
S
S
SB
02
Fasilitas air
B
SB
S
SK
03
Fasilitas transportasi
B
SB
K
SK
04
Tersedianya lahan tanah
B
SB
S
B
05
Suplai tenaga kerja
SB
B
B
K
06
Fasiliats listrik
B
S
K
S
07
Fasilitas pemukiman
SB
B
K
S
08
Dekat dengan daerah pemasaran
B
B
K
S
09
Fasilitas Pembelanjaan
S
SB
S
K
10
Sikap masyarakat
B
SB
K
SK
11
Fasilitas penunjang
S
SB
K
SK
J u m l a h
11
11
11
11
Rekapitulasi :
-          Sangat Baik……….
-          Baik……………….
-          Sedang…………….
-          Kurang…………….
-          Sangat Kurang…….

2
6
2
1
0

5
2
3
1
0

0
2
4
5
0

1
1
4
2
3










2) Metode Scoring.

      Adalah suatu metode dimana masing-masing kategori diberi peringkat, misalnya :
      Sangat Baik = 5, Baik = 4, Sedang = 3, Kurang = 2 dan Sangat Kurang = 1.
Penentuan skor tersebut tergantung dari pada penilai, misalnay makin kecil peringkat makin besar peluangnya, demikian dengan sebaliknya.


Tabel 2a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode Scoring.

No.
Kategori
Score
Bandung
Jakarta
Surabaya
Medan



Point
score
Point
score
Point
score
Point
score
01
Sangat Baik
5
2
10
5
25
0
0
1
5
02
Baik
4
6
24
3
12
2
8
1
4
03
Sedang
3
2
6
2
6
4
12
4
12
04
Kurang
2
1
2
1
2
5
10
2
4
05
Sangat Kurang
1
0
0
0
0
0
0
3
3
J u m l ah
-
11
42
11
45
11
40
11
27


3) Metode Pembobotan Faktor.

      Metode ini merupakan salah satu cara yang lebih baik dan bersifat obyektif, didalam proses pengindentifikasian faktor serta pengevaluasian biaya yang berkaitan dengan pemilihan lokasi.


Tabel 3a : Posisi Masing-Masing Lokasi yang Akan Dipilih Dengan Menggunakan Metode Pembobotan Faktor.

Faktor yang di
Bobot
Bandung
Jakarta
Surabaya
Medan
pertimbangkan

Score
Score Terbobot
Score
Score Terbobot
Score
Score Terbobot
Score
Score Terbobot
Hujan pertahun
0,25
5
1,25
4
1,00
3

3

Topografi
0,39
4
1,56
5
1,95
4
1,56
2
0,78
Dekat dengan pelanggan
0,21
3
0,63
2
0,42
5
1,05
3
0,63
Fasilitas transportasi
0,07
4
0,28
4
0,28
5
0,35
4
0,28
Perda setempat
0,04
3
0,12
4
0,16
4
0,16
3
0,12
Banyaknya pesaing
0,04
2
0,08
5
0,20
5
0,20
4
0,16
J u m l a h
1,00
-
3,92
-
4,01
-
3,32
-
1,92

b.                  Pendekatan yang bersifat KUANTITATIF.

Adalah pendekatan yang bersifat Kuantitatif, pendekatan ini dipandang lebih rasional  dari pada pendekatan kualitatif, karena pemilihan ini bersifat obyektif, sehingga tidak menitik beratkan pada unsur intuisi atau pertimbangan semata.

o   Metode Perbandingan Biaya.
o   Metode Menurut Teori Alfred Weber.

1). Metode Perbandingan Biaya.

            Pihak perusahaan akan melakukan perbandingan mengenai biaya produksi, dan biaya distribusi untuk masing-masing lokasi, analisis ini akan lebih berhasil.

Tabel 1b : Biaya Produksi dan Biaya Distribusi.

Faktor - faktor
LOKASI

 

Bandung (Rp)
Tasikmalaya (Rp)
Cirebon
(Rp)
Biaya bahan baku A
100.000
125.000
110.000
Biaya bahan baku B
50.000
40.000
60.000
Biaya tenaga kerja
150.000
140.000
150.000
Biaya transportasi
30.000
35.000
45.000
Biaya Adm umum
30.000
35.000
45.000
Biaya Penjualan
40.000
25.000
20.000
J u m l a h
370.000
365.000
385.000


2). Metode Menurut Alfred Weber.

      Weber menetapkan bahwa untuk menentukan suatu lokasi perusahaan ditentukan pada faktor-faktor biaya pengangkutan, kemudian diperhatikan pula biaya tenaga kerja, sebagai contoh bila suatu perusahaan didirikan dengan memperhatikan faktor angkutan bahan baku, maka ia akan mencoba membuat suatu garis lurus yang menghubungkan kedua tempat itu yaitu  Tempat Bahan Mentah (TBM) dan Daerah Konsumen (DK).

      Untuk menetapkan Tempat Kediaman Perusahaan (TKP) antara TBM dan DK, maka menurut Weber harus dilihat sifat dari bahan mentah yang akan digunakan perusahaan dan corak proses produksinya.    Sifat bahan mentah dan corak proses produksinya dapat dibedakan sebagai berikut :

  1. Ubikuitas mutlak, yaitu bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak terbatas, dan terdapat dimana saja, misalnya udara bagi pabrik gas.

  1. Ubikuitas Relatif, yaitu bahan baku yang tersedia tidak terbatas jumlahnya, namun hanya terdapat pada daerah tertentu saja.     Dalam hal ini ada pemakaian bahan baku yang habis dipakai dalam proses produksi dan juga ada yang beratnya merosot atau susut.

  1. Berbagai bahan baku yang tempatnya terpisah.


3). Index Material.

      Index material merupakan hasil bagi antara berat bahan mentah ditambah berat bahan pembantu dibagi dengan berat barang jadi, contoh :
 



     

      Jika Index Material lebih besar dari satu (IM > 1), berarti tidak semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi menjadi barang jadi atau terdapat sisa bahan yang tidak dapat digunakan, maka dalam hal ini TKP cenderung berada di TBM.

Jika Index Material sama dengan satu (IM = 1), berarti  semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi menjadi barang jadi habis dipergunakan, maka dalam hal ini TKP didirikan dimana saja.       Hanya resiko kerusakan barang dari angkutan maka TKP ditempatkan pada DK.


120 + 160
Maka index materialnya =                              = 1,4
                                                     200

 
      Contoh :

      (1). Berat bahan baku = 120 ton
            Berat bahan pembantu   = 160 ton
            Berat barang jadi = 200 ton
           
            Jadi IM >  1

     
120 + 80
Maka index materialnya =                              = 1
                                                     200

 
      (2). Berat bahan baku = 120 ton          
            Berat bahan pembantu   = 80 ton
            Berat barang jadi = 200 ton
           
            Jadi IM =  1






Contoh penempatan perusahan yang tergantung pada satu bahan baku/ mentah menjadi barang jadi sebagai berikut :

A.  Sebuah perusahaan menggunakan bahan baku sebanyak 4000 kg bahan mentah, yang jika diproses dalam produksi akan menghasilkan 4000 kg barang jadi, jarak antara Tempat Bahan Mentah (TBM) dengan Daerah Konsumen (DK) sejauh 200 Km, Biaya pengangkutan untuk 1 kg/200 km sebesar Rp.2000,00 maka dimanakah manajer akan menetapkan lokasi perusahaan?

        Jawab :
        a). Jika TKP berada di DK, maka besarnya biaya pengangkutan yang dikeluarkan hanya biaya pengangkutan bahan mentah dari TBM ke DK yaitu sebesar :
             4000 x Rp.2000,00  =  Rp.8.000.000,00

        b). Jika TKP berada 100 km dari TBM dan dari DK (TKP berada di tengah-tengah jarak TBM – DK), maka biaya pengangkutan yang dikeluarkan ialah untuk mengangkut bahan mentah dari TBM ke TKP serta biaya pengangkutan barang jadi dari TKP ke DK.

200 km
 
            
            
            
100 km
 
100 km
 
TBM
 
TKP
 
DK
 
 




                  Jadi biaya yang dikeluarkan :
                 
                  4000 kg bahan mentah  @ Rp.1000,00/100 km  =   Rp.4.000.000,00
                  4000 kg bahan jadi           @ Rp.1000,00/100 km  =   Rp.4.000.000,00     
                 
                                                Jumlah biaya pengangkutan  =   Rp.8.000.000,00
     
                              Dari hasil pembiayaan tersebut diatas maka TKP akan berada di DK atau sekitar titik TBM dan DK.

     
B.   Sebuah Perusahaan Manufakturing hanya menggunakan sebagian saja bahan mentah untuk diproses sebagai barang jadi, dimanakah diletakan Tempat Kedudukan Perusahaan (TKP) apakah pada Tempat Bahan Mentah (TBM) atau mendekati Daerah Konsumen (DK), jika diketahui 2000 kg bahan mentah akan di proses menjadi 1500 kg barang jadi. Biaya pengangkutan bahan mentah tiap kg/tiap km = Rp.1000,00  Biaya pengangkutan barang jadi tiap kg/tiap km  = Rp.1500,00  sedangkan jarak TBM – DK  = 100 km.

                  Jawab :

                 
TBM
 
50 km
 
 





100 km
 
TKP I
 
TKP III
 
TKP II
 
                       





            a). Kita coba menempatkan TKP I di TBM, maka biaya yang akan timbul untuk pengangkutan bahan mentah dan barang jadi sebesar  :

                                    ( 2000 x 0 x Rp.1000) + (1500 x 100 x Rp.1500) =
                                           0       +      225.000.000                         = Rp.225.000.000,00

                        b). Kita coba menempatkan TKP II          ditengah-tengah jarak TBM – DK yaitu 50 km dari TBM dan 50 km dari DK, maka biaya pengangkutan bahan mentah dan barang jadi sebesar :
                           
                                    (2000 x 50 x Rp.1000) + (1500 x 50 x Rp.1500)   =          
                                                100.000.000        +   112.500.000                    = Rp.212.500.000,00

                        c). Kita coba menempatkan TKP III         dititik sejauh 75 km dari TBM dan 25 km dari DK, maka biaya pengangkutan bahan mentah dan barang jadi sebesar :
                           
                                    (2000 x 75 x Rp.1000) + (1500 x 25 x Rp.1500)   =          
                                                150.000.000      +      56.250.000                    = Rp.206.250.000,00

                        Kesimpulan :
                       
-          Biaya pengangkutan paling rendah adalah sebesar Rp.206.250.000,00 yaitu apabila TKP terletak di DK

-          Dari kasus tersebut diatas semakin jauh  TKP dari TBM ( semakin dekat dengan konsumen) maka biaya pengangkutan semakin besar, karena terjadi kemerosotan berat bahan mentah, sehingga berat barang jadi lebih kecil dari berat bahan mentahnya.


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar